Deep Thinking

BERPIKIR SECARA MENDALAM
HARUN YAHYA

Banyak yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam", seseorang perlu
memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah
ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh,
mereka telah menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang
memberatkan dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini
hanyalah untuk kalangan "filosof".

Padahal, sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Alloh mewajibkan
manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung. Alloh berfirman bahwa Al-
Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan:
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shod, 38: 29).

Yang ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas
sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir mendalam akan
terus-menerus hidup dalam kelalaian yang sangat. Kata kelalaian mengandung arti
"ketidakpedulian (tetapi bukan melupakan), meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak
menghiraukan, dalam kecerobohan".

Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalahakibat melupakan atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka. Berkenaan dengan hal tersebut, Alloh memperingatkan manusia agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang lalai:
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raaf, 7: 205)
"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara
telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman." (QS.
Maryam, 19: 39)

Dalam Al-Qur'an, Alloh menyebutkan tentang mereka yang berpikir secara sadar,
kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran yang menjadikan
mereka takut kepada Alloh. Sebaliknya, Alloh juga menyatakan bahwa orang-orang
yang mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun
hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika
ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa
mereka adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Alloh.
Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan aktivitas hidup
tanpa disertai rasa takut kepada Alloh. Mentalitas golongan ini sebagaimana
digambarkan dalam Al-Qur'an:
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu
mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Alloh." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak
ingat?"
Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy
yang besar?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Alloh." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak
bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu
sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika
kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Alloh." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka
dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?"
"Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya
mereka benar-benar orang-orang yang berdusta." (QS. Al-Mu'minuun, 23: 84-90)
Berpikir dapat membebaskan seseorang dari belenggu sihir
Dalam ayat di atas, Alloh bertanya kepada manusia, "…maka dari jalan manakah
kamu ditipu (disihir)?. Kata disihir atau tersihir di sini mempunyai makna
kelumpuhan mental atau akal yang menguasai manusia secara menyeluruh. Akal yang
tidak digunakan untuk berpikir berarti bahwa akal tersebut telah lumpuh, penglihatan
menjadi kabur, berperilaku sebagaimana seseorang yang tidak melihat kenyataan di
depan matanya, sarana yang dimiliki untuk membedakan yang benar dari yang salah
menjadi lemah. Ia tidak mampu memahami sebuah kebenaran yang sederhana
sekalipun. Ia tidak dapat membangkitkan kesadarannya untuk memahami peristiwaperistiwa
luar biasa yang terjadi di sekitarnya. Ia tidak mampu melihat bagian-bagian
rumit dari peristiwa-peristiwa yang ada. Apa yang menyebabkan masyarakat secara
keseluruhan tenggelam dalam kehidupan yang melalaikan selama ribuan tahun serta
menjauhkan diri dari berpikir sehingga seolah-olah telah menjadi sebuah tradisi
adalah kelumpuhan akal ini.
Pengaruh sihir yang bersifat kolektif tersebut dapat dikiaskan sebagaimana berikut:
Dibawah permukaan bumi terdapat sebuah lapisan mendidih yang dinamakan magma,
padahal kerak bumi sangatlah tipis. Tebal lapisan kerak bumi dibandingkan
keseluruhan bumi adalah sebagaimana tebal kulit apel dibandingkan buah apel itu
sendiri. Ini berarti bahwa magma yang membara tersebut demikian dekatnya dengan
kita, dibawah telapak kaki kita!

Setiap orang mengetahui bahwa di bawah permukaan bumi ada lapisan yang
mendidih dengan suhu yang sangat panas, tetapi manusia tidak terlalu
memikirkannya. Hal ini dikarenakan para orang tua, sanak saudara, kerabat, teman,
tetangga, penulis artikel di koran yang mereka baca, produser acara-acara TV dan
professor mereka di universitas tidak juga memikirkannya.

Ijinkanlah kami mengajak anda berpikir sebentar tentang masalah ini. Anggaplah
seseorang yang telah kehilangan ingatan berusaha untuk mengenal sekelilingnya
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada setiap orang di sekitarnya.

Pertama-tama ia menanyakan tempat dimana ia berada. Apakah kira-kira yang akan
muncul di benaknya apabila diberitahukan bahwa di bawah tempat dia berdiri terdapat
sebuah bola api mendidih yang dapat memancar dan berhamburan dari permukaan
bumi pada saat terjadi gempa yang hebat atau gunung meletus? Mari kita berbicara
lebih jauh dan anggaplah orang ini telah diberitahu bahwa bumi tempat ia berada
hanyalah sebuah planet kecil yang mengapung dalam ruang yang sangat luas, gelap
dan hampa yang disebut ruang angkasa. Ruang angkasa ini memiliki potensi bahaya
yang lebih besar dibandingkan materi bumi tersebut, misalnya: meteor-meteor dengan
berat berton-ton yang bergerak dengan leluasa di dalamnya. Bukan tidak mungkin
meteor-meteor tersebut bergerak ke arah bumi dan kemudian menabraknya.

Mustahil orang ini mampu untuk tidak berpikir sedetikpun ketika berada di tempat
yang penuh dengan bahaya yang setiap saat mengancam jiwanya. Ia pun akan berpikir
pula bagaimana mungkin manusia dapat hidup dalam sebuah planet yang sebenarnya
senantiasa berada di ujung tanduk, sangat rapuh dan membahayakan nyawanya. Ia
lalu sadar bahwa kondisi ini hanya terjadi karena adanya sebuah sistim yang
sempurna tanpa cacat sedikitpun. Kendatipun bumi, tempat ia tinggal, memiliki
bahaya yang luar biasa besarnya, namun padanya terdapat sistim keseimbangan yang
sangat akurat yang mampu mencegah bahaya tersebut agar tidak menimpa manusia.

Seseorang yang menyadari hal ini, memahami bahwa bumi dan segala makhluk di
atasnya dapat melangsungkan kehidupan dengan selamat hanya dengan kehendak
Alloh, disebabkan oleh adanya keseimbangan alam yang sempurna dan tanpa cacat
yang diciptakan-Nya.

Contoh di atas hanyalah satu diantara jutaan, atau bahkan trilyunan contoh-contoh
yang hendaknya direnungkan oleh manusia. Di bawah ini satu lagi contoh yang
mudah-mudahan membantu dalam memahami bagaimana "kondisi lalai" dapat
mempengaruhi sarana berpikir manusia dan melumpuhkan kemampuan akalnya.
Manusia mengetahui bahwa kehidupan di dunia berlalu dan berakhir sangat cepat.

Anehnya, masih saja mereka bertingkah laku seolah-olah mereka tidak akan pernah
meninggalkan dunia. Mereka melakukan pekerjaan seakan-akan di dunia tidak ada
kematian. Sungguh, ini adalah sebuah bentuk sihir atau mantra yang terwariskan
secara turun-temurun. Keadaan ini berpengaruh sedemikian besarnya sehingga ketika
ada yang berbicara tentang kematian, orang-orang dengan segera menghentikan topik
tersebut karena takut kehilangan sihir yang selama ini membelenggu mereka dan tidak
berani menghadapi kenyataan tersebut. Orang yang mengabiskan seluruh hidupnya
untuk membeli rumah yang bagus, penginapan musim panas, mobil dan kemudian
menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang bagus, tidak ingin berpikir bahwa
pada suatu hari mereka akan mati dan tidak akan dapat membawa mobil, rumah,
ataupun anak-anak beserta mereka. Akibatnya, daripada melakukan sesuatu untuk
kehidupan yang hakiki setelah mati, mereka memilih untuk tidak berpikir tentang
kematian.

Namun, cepat atau lambat setiap manusia pasti akan menemui ajalnya. Setelah itu,
percaya atau tidak, setiap orang akan memulai sebuah kehidupan yang kekal. Apakah
kehidupannya yang abadi tersebut berlangsung di surga atau di neraka, tergantung
dari amal perbuatan selama hidupnya yang singkat di dunia. Karena hal ini adalah
sebuah kebenaran yang pasti akan terjadi, maka satu-satunya alasan mengapa manusia
bertingkah laku seolah-olah mati itu tidak ada adalah sihir yang telah menutup atau
membelenggu mereka akibat tidak berpikir dan merenung.

Orang-orang yang tidak dapat membebaskan diri mereka dari sihir dengan cara
berpikir, yang mengakibatkan mereka berada dalam kelalaian, akan melihat
kebenaran dengan mata kepala mereka sendiri setelah mereka mati, sebagaimana yang
diberitakan Alloh kepada kita dalam Al-Qur'an :
"Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami
singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada
hari itu amat tajam." (QS. Qof, 50: 22)

Dalam ayat di atas penglihatan seseorang menjadi kabur akibat tidak mau berpikir,
akan tetapi penglihatannya menjadi tajam setelah ia dibangkitkan dari alam kubur dan
ketika mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di akhirat.

Perlu digaris bawahi bahwa manusia mungkin saja membiarkan dirinya secara sengaja
untuk dibelenggu oleh sihir tersebut. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukan
hal ini mereka akan hidup dengan tentram. Syukurlah bahwa ternyata sangat mudah
bagi seseorang untuk merubah kondisi yang demikian serta melenyapkan kelumpuhan
mental atau akalnya, sehingga ia dapat hidup dalam kesadaran untuk mengetahui
kenyataan. Alloh telah memberikan jalan keluar kepada manusia; manusia yang
merenung dan berpikir akan mampu melepaskan diri dari belenggu sihir pada saat
mereka masih di dunia. Selanjutnya, ia akan memahami tujuan dan makna yang
hakiki dari segala peristiwa yang ada. Ia pun akan mampu memahami kebijaksanaan
dari apapun yang Alloh ciptakan setiap saat.

Seseorang dapat berpikir kapanpun dan dimanapun
Berpikir tidaklah memerlukan waktu, tempat ataupun kondisi khusus. Seseorang
dapat berpikir sambil berjalan di jalan raya, ketika pergi ke kantor, mengemudi mobil,
bekerja di depan komputer, menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan, melihat TV
ataupun ketika sedang makan siang.

Misalnya: di saat sedang mengemudi mobil, seseorang melihat ratusan orang berada
di luar. Ketika menyaksikan mereka, ia terdorong untuk berpikir tentang berbagai
macam hal. Dalam benaknya tergambar penampilan fisik dari ratusan orang yang
sedang disaksikannya yang sama sekali berbeda satu sama lain. Tak satupun diantara
mereka yang mirip dengan yang lain. Sungguh menakjubkan: kendatipun orang-orang
ini memiliki anggota tubuh yang sama, misalnya sama-sama mempunyai mata, alis,
bulu mata, tangan, lengan, kaki, mulut dan hidung; tetapi mereka terlihat sangat
berbeda satu sama lain. Ketika berpikir sedikit mendalam, ia akan teringat bahwa:
Alloh telah menciptakan bilyunan manusia selama ribuan tahun, semuanya berbeda
satu dengan yang lain. Ini adalah bukti nyata tentang ke Maha Perkasaan dan ke Maha
Besaran Alloh.

Menyaksikan manusia yang sedang lalu lalang dan bergegas menuju tempat tujuan
mereka masing-masing, dapat memunculkan beragam pikiran di benak seseorang.
Ketika pertama kali memandang, muncul di pikirannya: manusia yang jumlahnya
banyak ini terdiri atas individu-individu yang khas dan unik. Tiap individu memiliki
dunia, keinginan, rencana, cara hidup, hal-hal yang membuatnya bahagia atau sedih,
serta perasaannya sendiri. Secara umum, setiap manusia dilahirkan, tumbuh besar dan
dewasa, mendapatkan pendidikan, mencari pekerjaan, bekerja, menikah, mempunyai
anak, menyekolahkan dan menikahkan anak-anaknya, menjadi tua, menjadi nenek
atau kakek dan pada akhirnya meninggal dunia. Dilihat dari sudut pandang ini,
ternyata perjalanan hidup semua manusia tidaklah jauh berbeda; tidak terlalu penting
apakah ia hidup di perkampungan di kota Istanbul atau di kota besar seperti Mexico,
tidak ada bedanya sedikitpun. Semua orang suatu saat pasti akan mati, seratus tahun
lagi mungkin tak satupun dari orang-orang tersebut yang akan masih hidup.

Menyadari kenyataan ini, seseorang akan berpikir dan bertanya kepada dirinya
sendiri: "Jika kita semua suatu hari akan mati, lalu apakah gerangan yang
menyebabkan manusia bertingkah laku seakan-akan mereka tak akan pernah
meninggalkan dunia ini? Seseorang yang akan mati sudah sepatutnya beramal secara
sungguh-sungguh untuk kehidupannya setelah mati; tetapi mengapa hampir semua
manusia berkelakuan seolah-olah hidup mereka di dunia tak akan pernah berakhir?"

Orang yang memikirkan hal-hal semacam ini lah yang dinamakan orang yang berpikir
dan mencapai kesimpulan yang sangat bermakna dari apa yang ia pikirkan.
Sebagian besar manusia tidak berpikir tentang masalah kematian dan apa yang terjadi
setelahnya. Ketika mendadak ditanya,"Apakah yang sedang Anda pikirkan saat ini?",
maka akan terlihat bahwa mereka sedang memikirkan segala sesuatu yang sebenarnya
tidak perlu untuk dipikirkan, sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi mereka.

Namun, seseorang bisa juga "berpikir" hal-hal yang "bermakna", "penuh hikmah" dan
"penting" setiap saat semenjak bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur, dan
mengambil pelajaran ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya.

Dalam Al-Qur'an, Alloh menyatakan bahwa orang-orang yang beriman memikirkan
dan merenungkan secara mendalam segala kejadian yang ada dan mengambil
pelajaran yang berguna dari apa yang mereka pikirkan.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Alloh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imron, 3: 190-191).

Ayat di atas menyatakan bahwa oleh karena orang-orang yang beriman adalah mereka
yang berpikir, maka mereka mampu melihat hal-hal yang menakjubkan dari ciptaan
Alloh dan mengagungkan Kebesaran, Ilmu serta Kebijaksanaan Alloh.
Berpikir dengan ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Alloh
Agar sebuah perenungan menghasilkan manfaat dan seterusnya menghantarkan
kepada sebuah kesimpulan yang benar, maka seseorang harus berpikir positif.
Misalnya: seseorang melihat orang lain dengan penampilan fisik yang lebih baik dari
dirinya. Ia lalu merasa dirinya rendah karena kekurangan yang ada pada fisiknya
dibandingkan dengan orang tersebut yang tampak lebih rupawan. Atau ia merasa iri
terhadap orang tersebut. Ini adalah pikiran yang tidak dikehendaki Alloh. Jika ridha
Alloh yang dicari, maka seharusnya ia menganggap bagusnya bentuk rupa orang yang
ia lihat sebagai wujud dari ciptaan Alloh yang sempurna. Dengan melihat orang yang
rupawan sebagai sebuah keindahan yang Alloh ciptakan akan memberikannya
kepuasan. Ia berdoa kepada Alloh agar menambah keindahan orang tersebut di
akhirat. Sedang untuk dirinya sendiri, ia juga meminta kepada Alloh agar dikaruniai
keindahan yang hakiki dan abadi di akhirat kelak. Hal serupa seringkali dialami oleh
seorang hamba yang sedang diuji oleh Alloh untuk mengetahui apakah dalam ujian
tersebut ia menunjukkan perilaku serta pola pikir yang baik yang diridhai Alloh atau
sebaliknya.

Keberhasilan dalam menempuh ujian tersebut, yakni dalam melakukan perenungan
ataupun proses berpikir yang mendatangkan kebahagiaan di akhirat, masih ditentukan
oleh kemauannya dalam mengambil pelajaran atau peringatan dari apa yang ia
renungkan. Karena itu, sangatlah ditekankan disini bahwa seseorang hendaknya selalu
berpikir secara ikhlas sambil menghadapkan diri kepada Alloh. Alloh berfirman
dalam Al-Qur'an :
"Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan
menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali
orang-orang yang kembali (kepada Alloh)." (QS. Ghofir, 40: 13).

DIAMBIL DARI "BAGAIMANA SEORANG MUSLIM BERPIKIR?"
KARYA HARUN YAHYA, ROBBANI PRESS, INDONESIA, 2000

Readmore »» Deep Thinking
GAMBARAN KEHIDUPAN MANUSIA SETELAH MATI

Sahabat Ma'adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah...terangkan kepadaku
tentang makna firman Allah "ketika ditiup sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok".
Lalu menangislah Rasulullah SAW. Cucuran air matanya membasahi pakaiannya. Engkau telah
menanyakan sesuatu yang dahsyat. Umatku akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam 12
kelompok-kelompok tabiat.
• Kelompok pertama : Dibangkitkan tanpa kaki dan tangan, seraya terdengar suara dari sisiNya,
"Mereka adalah orang-orang yang mengganggu tetangganya. Maka inilah ganjarannya dan
nerakalah tempatnya".

• Kelompok kedua : Dibangkitkan dalam bentuk babi, seraya terdengar suara dari sisiNya,
"Inilah balasan bagi orang-orang yang bermalas-malasan melakukan sholat dan nerakalah
tempatnya".

• Kelompok ketiga : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan perutnya besar menggunung
yang dipenuhi ular dan kalajengking, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran
orang-orang yang menahan zakat dan nerakalah tempatnya".

• Kelompok keempat : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan darah mengalir dari mulut,
seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang berdusta dalam
perkara jual beli dan nerakalah tempatnya".

• Kelompok kelima : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan bau busuk, lebih busuk dari
bau bangkai. seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang
melakukan maksiat (perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat islam) secara sembunyi
karena takut terlihat orang tapi tidak takut dari pengawasan Allah dan nerakalah tempatnya".

• Kelompok keenam : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan terputus lehernya, seraya
terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang memberikan kesaksian
palsu dan nerakalah tempatnya".

• Kelompok ketujuh : Dibangkitkan dari kuburnya tanpa memiliki lidah dan dari mulutnya keluar
darah dan nanah. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orang-orang yang
tidak mau memberikan kesaksian dan nerakalah tempatnya".

• Kelompok kedelapan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan tertunduk dan kedua
kakinya berada diatas kepala, seraya terdengar suara dari sisiNya, "inilah ganjaran bagi orangorang
yang suka melakukan zina dan terlanjur mati sebelum bertobat dan nerakalah
tempatnya".

• Kelompok kesembilan : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan berwajah hitam dan
matanya biru serta perutnya penuh api, seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran
bagi orang-orang yang memakan harta dan merampas hak anak-anak yatim secara zalim dan
nerakalah tempatnya".

• Kelompok kesepuluh : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan sakit kusta dan sopak,
seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran bagi orang-orang yang mendurhakai
orang tuanya dan nerakalah tempatnya".

• Kelompok kesebelas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan buta hati, buta mata.
Giginya seperti tanduk kerbau. Bibir dan lidahnya bergelantungan mencapai dada, perut dan
paha. Dan dari perutnya keluar kotoran. Seraya terdengar suara dari sisiNya, "Inilah ganjaran
bagi orang-orang yang meminum khamr (yang memabukan/alkohol) dan nerakalah
tempatnya".

• Kelompok kedua belas : Dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan wajah bercahaya, seperti
bulan purnama. Melewati Shirath Al-Mustaqim secepat kilat menyambar angin. Seraya
terdengar suara dari sisiNya "Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal sholeh
kebajikan. Menjauhi segala kemaksiatan. Rajin memenuhi panggilan sholat dan mati setelah
bertobat. Maka ganjaran mereka adalah Pengampunan, Rahmat, dan Ridho serta Surga dari
ALLAH SWT".

"Ya Alllah,,, masukanlah hambaMU ini ke dalam golongan orang-orang yang selalu beriman
kepadaMu ya Allah,,, jauhkan panas api neraka dari kami ya Allah....."

(Sumber : Artikel Islami, 14 Mei 2006 - 22:57)


Readmore »» Bangkit dari kubur

Driver S3 free download

Readmore »» Driver S3 free download
Buat yang mau download driver vga silahkan dan

Readmore »» Free driver vga
top